Rabu, 10 Oktober 2018

METODE PENELITIAN GEOGRAFI




Metode Penelitian Geografi – Setelah mempelajari tentang prinsip-prinsip geografi dapat kita pahami bahwa ilmu pengetahuan geografi diperoleh dari hasil penelitian. Nah, tentu saja untuk melakukan sebuah penelitian ini, maka jelaslah dibutuhkan sebuah metode. Dengan metode ini nantinya digunakan untuk mempelajari kegiatan-kegiatan manusia serta untuk memahami dan mempelajari karakteristik bumi.

Metode penelitian geografi antara lain studi lapangan, pemetaan, wawancara atau interview, kuantitatif dan penggunaan sarana ilmiah.

Untuk lebih jelas silahkan baca di sini dan di download ya anak - anak ....^^

Format makalah downloadnya di sini ya 

Jumat, 05 Oktober 2018

Kisah Pengusaha Muda Bangkit dari Kegagalan

Kisah Pengusaha Muda Bangkit dari Kegagalan

Foto Berita Kisah Pengusaha Muda Bangkit dari Kegagalan
Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -
Sebagai seorang pengusaha yang profesional, menghadapi kegagalan dengan tanpa putus asa merupakan hal wajib yang harus dilakukan. Kemudian ketika mental untuk menghadapi kegagalan cukup kuat maka langkah selanjutnya adalah bangkit. Bagaimana jika tiba-tiba usaha yang anda bangun bertahun-tahun hancur dalam waktu tidak sampai satu jam? Itulah yang dialami pengusaha muda sukses, Ferri Iskandar, pemilik toko sepatu adventure "The Trekkers" yang dikutip dari Dokterbisnis.com.
Setelah bertahun-tahun Ferri merintis usaha pertamanya, tahun 2006 gempa bumi meluluhlantakkan Jogja bagian selatan dan membuat usahanya hancur lebur. 
Saya mengenal beliau 1,5 tahun yang lalu. Waktu itu kami berdiskusi tentang internet marketing. Sejak itulah saya sedikit banyak tahu kisah jatuh bangunnya beliau dalam membangun sebuah bisnis. 
Pada waktu terjadi gempa, Ferri mencoba untuk tetap sabar dan mengalihkan pikirannya sejenak dari semua masalah yang sedang melilit usahanya. la membangun posko bantuan bagi korban gempa. 
Setelah kondisi pascagempa berangsur-angsur normal, Ferri mulai teringat lagi kondisi usahanya yang sedang dilanda masalah akibat gempa. Ia merasa bahwa bidang yang digelutinya sudah tidak bisa lagi memberikan jalan untuk pencapaian keinginannya yang lebih tinggi. 
Dengan kondisi ekonomi yang terus menerus merosot, akhirnya ia memutuskan untuk bekerja. Sempat beberapa kali ia pindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. Tetapi, tetap saja kesimpulannya sama. Dunia pekerjaan tidak bisa lagi mengakomodiasi cita-citanya yang terus berkembang. 
Setelah bergelut dengan keragu-raguan apakah ia bisa mendapatkan uang untuk bertahan hidup dan berhasil dalam dunia wirausaha, akhirnya Ferri membulatkan tekad untuk meninggalkan zona nyaman hidupnya. Ia memutuskan untuk tidak lagi mendapatkan gaji bulanan, keluar dari pekerjaannya, mulai membangun bisnis. 
Dan jenis usaha yang dipilihnya adalah berjualan sepatu. Ferri melihat bahwa trading atau berdagang bisa hanya berbekal katalog produk. Ia juga punya produk unggulan, yaitu "sepatu trekking" yang diperolehnya dari luar negeri. 
Kemudian ia melihat bahwa permintaan pasar mengarah ke produk-produk umum adventure. Sejak itulah ia memperlebar usahanya ke trading peralatan dan pakaian petualangan sampai ke produk-produk safetyemergency, dan militer. 
Di saat usahanya mulai membaik, ia mulai mengenang kembali proses saat ia jatuh, melihat sebuah harapan baru dan mulai bangkit kembali. Ada empat hal yang bisa membuatnya perlahan-lahan naik kembali. 
Pertama adalah integritas dan kejujuran. Dengan memiliki nilai integritas dan kejujuran dalam segala hal akan melanggengkan hubungan yang telah dijalin. Baik dengan konsumen, suplier, atau dengan siapa saja. 
Kedua, biasakan memberi dulu baru menerima. Contohnya, seperti ketika terjadi gempa. Dia sempat terheran-heran mengapa tiba-tiba dirinya membuat posko gempa dan aktif di dalamnya di saat kondisi bisnisnya remuk. Tapi, disitulah hal unlogic terjadi. Tiba-tiba bisnis barunya mulai membaik, order mulai berdatangan, dan masalah di usahanya satu per satu terselesaikan. 
Ternyata, upayanya mendirikan posko bantuan gempa berimbas positif kepada bisnisnya. Padahal, hal itu tidak pernah terlintas sama sekali dalam benaknya. Jadi menurutnya, dalam dunia bisnis selalu ditekankan untuk "memberi dahulu, baru kemudian menerima", apapun bentuknya. 
Ketiga, passion. Pada waktu ia merasa mentok dengan masalah bisnis yang dihadapinya, ada seorang teman mengingatkannya untuk kembali menemukan passion-nya. la disarankan untuk tetap semangat, bergairah dan melihat kembali "sejarah kehidupan keluarga dan kehidupannya" di masa dahulu. 
Melalui passion inilah kekuatan untuk terus maju dalam menghadapi segala tantangan timbul. Ternyata, Ferri pernah berjualan sayur di masa kecilnya. Jadi, ia mengenangnya kembali dan ternyata kenangan tersebut bisa memberikan lecutan baginya. 
Terakhir, dalam dunia wirausaha selalu dipenuhi dengan hal-hal yang unlogic. Hal-hal yang sulit dijelaskan secara rasional. Sudah beberapa kali ia bertemu dengan orang-orang yang menjalankan usahanya dengan keyakinan terhadap doa yang dipanjatkan. "Syukuri, bertindak dan berdoalah", Ferri mencoba mengulangi kalimat yang pernah didengarnya. 
Hanya saja, hal itu meski terdengar mudah tetapi sangat sulit penerapannya. Masalahnya adalah hal itu ada kaitannya dengan keikhlasan hati. Sebuah hal yang sangat sulit diukur dengan angka dan kata-kata. Sekarang, Ferri Iskandar sudah melakukan diversifikasi usaha di bidang kuliner dan peternakan. 
Di dua jenis usaha yang terakhir tersebut, ia memutuskan untuk tidak terlibat dalam pengelolaanya. Ia lebih nyaman sebagai pendukung orang-orang yang mempunyai hasrat tinggi dalam menjalankan usaha tersebut. Ia juga mempunyai hasrat yang kuat dalam dunia pertanian. Di situ, ia melihat ada ada sebuah peluang yang bisa dimanfaatkan olehnya dan orang-orang mempunyai hasrat kuat untuk menjalankan usaha tersebut. 
Dari cerita Ferri, kita bisa belajar bahwa segala pencapaian pasti membutuhkan waktu, kerja keras, dan semangat yang tidak pernah luntur. Pendapat orang lain ada yang berguna, namun ada juga yang bisa dihiraukan karena yang terpenting ketika sudah menemukan passion maka kejarlah.
Seperti kutipan Oprah Winfrey: passion adalah energi. Rasakan kekuatan yang datang ketika kamu fokus terhadap sesuatu yang membuatmu senang. Kutipan ini salah satu yang bisa diabadikan dan dijadikan mantra sehari-hari untuk pengusaha yang baru merintis. Temukan juga inspirasi kata-kata motivasi bisnisdi internet dan sebarkan semangat wirausaha kita.

Kisah mengharukan Hong, berkali kali gagal kini sukses jadi miliuner

Kisah mengharukan Hong, berkali kali gagal kini sukses jadi miliuner


  •  
  •  
  •  
Shae Hong. ©2015 Merdeka.com
Merdeka.com - Pengusaha Shae Hong tidak asing dengan kegagalan. Berkali kali jatuh dalam menjalani bisnis, Hong tetap bangkit. Bisnis pertamanya adalah mendirikan perusahaan bernama ePods, yaitu perusahaan pembuat produk tablet yang terdahulu. Namun usaha ini gagal tahun 2000 silam.
BERITA 
Tidak menyerah begitu saja, Hong kembali bangkit dengan usahanya kedua yaitu bergerak di bidang peralatan meja dapur atau peralatan memasak. Keberuntungan belum berpihak, usaha ini juga bangkrut tahun 2002 setelah lisensi merek milik Hong yaitu Amana dijual ke Maytag.
Dalam mencoba usaha ini, Hong telah kehilangan hampir USD 3 juta, termasuk USD 0,5 juta yang diinvestasikan Hong dan orang tuanya untuk biaya rumah. Dalam usaha ini Hong juga pernah membuat kesepakatan dengan perusahaan J.C Penney untuk menjual blender, mixer dan pemanggang roti. Namun, tiga tahun usaha Hong akhirnya ikhlas menutup toko.
"Saya kecewa, saya jatuh dan terbakar dua kali," ucap Hong seperti dilansir dari situs entrepreneur di Jakara, Senin (16/3).
Hong mengaku sangat merasa kecewa namun tidak pernah menyerah karena ayahnya adalah pengusaha sukses di Amerika. Ayah Hong adalah imigran dari Korea yang hanya bermodal sebuah koper ke Amerika. Hal ini yang mendorong Hong sebagai anaknya untuk bertahan dan akhirnya berkenalan dengan Danny Lavi yang menjadi mitra bisnisnya.
Berkat sifat ulet dan tidak gampang menyerah, Hong kini sukses menjadi CEO perusahaan Sensio, sebuah perusahaan pemasok kebutuhan rumah tangga yang nilai asetnya mencapai USD 150 juta. Dia mendirikan perusahaan berpusat di New York itu pada 2003 setelah dua kali gagal. Sensio telah memiliki lima merek dagang, termasuk yang dikembangkan dan diberi nama sesuai chef terkenal Gordon Ramsay. Produk produknya telah didistribusikan di jaringan retail besar seperti JC Penney, Macy's, dan Walmart.
"Sekarang saya berusia 37 tahun dan telah gagal berkali kali. Pelajaran yang telah saya pelajari bertahun tahun telah berhasil membantu saya hari ini," katanya. Saran dari Hong adalah mulai usaha lagi dari awal dan tidak mengulangi kesalahan masa lalu.
Menurut Hong, untuk memajukan usaha tidak cukup dengan ketahanan, ketekunan dan latar belakang saja. Memajukan bisnis harus merampingkan usaha bisnis, membangun pendapatan dengan cepat dan menjaga integritas."Hal ini yang membuat saya bangkit dan menjadi jutawan," katanya. [idr]
sumber : merdeka.com

KISAH SUKSES : Pernah Gagal 12 Kali, Kini Fauzan Sukses Garap Bisnis Lele


Berawal dari coba-coba, usaha budi daya lele sangkuriang yang dirintis Fauzan Hangriawan (25), telah memberikan kontribusi sangat berarti tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga kepada lingkungan sekitarnya.
Fauzan adalah salah seorang sosok wirausaha muda yang mengembangkan pembudidayaan bibit lele dengan sistem plasma atau kemitraan. Dengan 20 petani binaannya, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atmajaya ini bersama-sama mengembangkan usaha pembudidayaan lele dengan sistem manajemen kelompok, dimulai dari pembenihan, pembesaran hingga penjualan.

Pria yang hobi olahraga ini telah menunjukkan bakat kewirausahaan sejak masih duduk di bangku SMP. Dia mengaku telah melakukan usaha kecil-kecilan meskipun sifat awalnya hanya membantu teman untuk menjualkan barang seperti kerupuk dan nasi. Awalnya dia mengaku iseng belajar budi daya lele karena melihat potensinya di samping menyukai bidang agrobisnis seperti peternakan dan perikanan.

“Nah saya ingin belajar dan di sisi lain saya juga membaca dari media lain bahwa lele itu punya prospek, makanya saya coba,” ujar Fauzan saat ditemui di lokasi usahanya di Jalan Purwa Madya I Blok W25 Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan belum lama ini.

Fauzan lantas memulai membudidayakan lele dumbo terlebih dahulu pada September 2009. Proses pembelajarannya dilakukan secara autodidak melalui buku dan internet. Namun di tengah perjalanannya, dia menemukan banyak kendala di lapangan.“Usaha lele tidak semudah yang kita bayangkan,” ujar pria kelahiran Pontianak, 24 Juli 1986, ini.

Pada awalnya, dia mendapatkan hasil usaha yang tidak maksimal. Mulai dari gagal panen, penjualan yang tidak sepadan dengan biaya produksi, serta tingginya tingkat kematian lele. Hingga pada akhirnya Fauzan membaca sebuah artikel di sebuah harian nasional yang membahas seorang sosok pembudi daya lele sangkuriang bernama Nasrudin.

Dari situlah dia kemudian meneguhkan niat untuk berguru kepada Nasrudin. Setelah mengikuti pelatihan, Fauzan langsung mempraktikkan ilmunya dalam rentang waktu dua minggu. “Di bulan November itu saya diperkenalkan oleh teman saya itu melalui surat kabar waktu itu, sosok Pak Nasrudin. Seminggu kemudian saya niatkan untuk bersilaturahmi dan belajar dengan beliau serta ikut pelatihan dan langsung buka satu kolam,” ujar Fauzan yang menamakan usahanya Sylvafarm itu.

Sembari membuka satu kolam, Fauzan tetap belajar dan berbagi dengan Nasrudin hingga akhirnya memberanikan diri untuk membuka delapan kolam. Seterusnya menjadi 25 kolam hingga akhirnya menjadi 75 kolam. Dari kolam tersebut Fauzan dapat menghasilkan 15.000 ekor bibit lele sangkuriang setiap bulannya. Setelah memahami teknologi serta pemahaman yang mendalam budi daya lele sangkuriang, dia kemudian mencoba mengajak warga dan petani lele yang ada untuk bekerja sama membudidayakan lele sangkuriang.

Dalam model kerja sama ini, Fauzan bertindak sebagai pembenih dan pembesaran lele diserahkan kepada para petani. Untuk mengegolkan usahanya, Fauzan mengeluarkan modal awal Rp4,5 juta.
“Teknologinya kita bantu secara gratis dan kita dampingi proses budi dayanya. Kita jelaskan dari A sampai Z, bahkan hingga pemasaran kita bantu juga. Karena yang pertama mereka tanyakan adalah ke mana mereka menjualnya karena belum paham,” imbuhnya.

Dia mengakui, sistem ini sangat membantu dalam hal efisiensi lahan sekaligus bisa memberikan efek langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Selain itu, model plasma juga memberikan lapangan pekerjaan. “Jadi mereka bisa praktik di lahan masing-masing, tapi kuncinya kita berikan pendampingan secara terus-menerus supaya panennya sukses dan hasilnya bisa kita ambil,”  tambah anak pertama dari tiga bersaudara ini.

Lalu, dari mana Fauzan mendapatkan lahan untuk usahanya? Menurutnya, lahan yang dipakai merupakan hasil kerja sama dengan pemilik lahan. Dia menerapkan sistem bagi hasil. Pemilik lahan memberikan lahan, sementara untuk infrastruktur, teknologi, pekerja, dan manajemen karyawan dikerjakan langsung oleh Fauzan. Dia mengakui, usaha yang dianggap selingan tadi telah memberikan hasil yang cukup memuaskan, bahkan hal itu dirasakan oleh para petaninya. Oleh karena itu Fauzan berniat fokus mengembangkan usaha ini. Untuk memperkuat usaha dan pemahaman yang sama, Fauzan bersama para petaninya selalu bersilaturahmi melalui perkumpulan serta sharing sebulan sekali untuk membahas masalah yang ada seperti penanganan penyakit atau sekadar berbagi informasi terbaru.

Menurut penuturan Fauzan, proses pembibitan lele yang ditekuninya dimulai dari mengawinkan induk lele hingga proses peneluran. Bibit yang sudah ditelurkan itu dibesarkan hingga ukuran 5-6 cm sebelum akhirnya dijual kepada petani ataupun pembeli. Setiap benih lelenya dijual seharga Rp150 per ekor. Selanjutnya benih lele tersebut dipelihara selama 50 hari hingga dua bulan untuk kemudian dijual ke konsumen. Masa panen lele sangkuriang relatif lebih cepat dibandingkan jenis lele dumbo yang butuh waktu lebih lama yakni tiga bulan.

“Kalau mereka (petani) belum menemukan pembeli, agar mereka semangat, saya beri jaminan dengan membelinya. Kalau sudah 2–3 kali panen biasanya mereka akan menemukan pembelinya sendiri dan kita bebaskan mau jual ke siapa saja,” katanya.

Jika ada petani yang menjual kepada Fauzan, lelenya dihargai Rp11.000/kg. Dengan demikian, petani bisa memilih apakah mau menjual kepada Fauzan atau pembeli lain yang menawarkan harga lebih tinggi. “Jadi kita tidak boleh menghalangi mereka untuk mencari untung lebih, nggak ada ikatan,” ujarnya.

Saat ini, kapasitas produksi Sylvafarm dari empat area pembibitan adalah 15.000 ekor per bulan. Jumlah tersebut menurut Fauzan masih jauh dari permintaan pasar yang mencapai 300.000 ekor per bulan. Fauzan mengaku, dari penjualan bibit bisa memperoleh omzet hingga Rp22,5 juta per bulannya dengan laba bersih sekitar Rp12 juta. Itu belum termasuk penjualan dari usaha pembesaran lele yang dijual ke konsumen akhir. Adapun dari hasil pembesaran setiap harinya dia bisa menjual hingga 200 kg lele sangkuriang ke pasar.

“Yang paling besar pengeluaran untuk biaya pakan karena pakannya sendiri itu dari pabrik dan itu selalu mengikuti harga pasar dan sering kali naik. Kalau dihitung-hitung dengan biaya karyawan, pakan, dan biaya tak terduga seperti terpal, jaring, ongkos transportasi, bersihnya Rp12 juta per bulan,” ujarnya.

Untuk mengembangkan usahanya, dia pun terus berupaya membuat jaringan khusus petani pembenih dengan cara mendidik petani-petani yang memiliki kemampuan lebih telaten dan detail. Pemenang pertama program Wirausaha Muda Mandiri dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ini mengungkapkan, sejak memulai usahanya hingga kini, sudah memiliki 20 petani binaan.

Dia juga mempekerjakan empat karyawan yang bertugas menjaga dan memberi pakan bibit lele tersebut. Terkait dengan pemasarannya, selama ini Fauzan banyak menjual ke pasar tradisional, usaha warung padang, warung tegal, dan sudah memberikan pasokan untuk salah satu usaha waralaba pecel lele “Lele Lela”. Dia mengaku belum memutuskan menjadi pemasok utama karena masih memiliki kendala lahan dan produksi.

Fauzan mengaku selain lahan, kendala lain lebih kepada masalah internal seperti sumber daya manusia, penanganan penyakit, serta keadaan cuaca yang saat ini cenderung berubah-ubah.
Fauzan boleh jadi kini tinggal menikmati jerih payah hasil usaha lele sangkuriangnya. Namun, siapa sangka kalau jauh-jauh hari sebelumnya dia pernah mengalami masa-masa kurang menyenangkan karena usahanya bangkrut.
Tidak tanggung-tanggung, bangkrutnya usaha Fauzan tidak hanya satu atau dua kali. Dia bahkan mengaku sudah 12 kali gagal berbisnis dari sejumlah usahanya yang digelutinya. Namun, dasar insting bisnisnya yang selalu jalan, Fauzan sama sekali tidak kapok. Dia terus bangkit dan mencoba usaha baru hingga menemukan hokinya di bidang usaha budi daya lele yang kini digarapnya.

“Baru fokus jualan itu semester dua saat kuliah. Pertama kali saya membuka usaha siomay, lalu Chinesefood, hingga usaha konveksi. Namun, hampir semuanya bangkrut, kecuali yang konveksi meski sekarang sifatnya pasif karena saya hanya mempunyai sahamnya,”kenang Fauzan belum lama ini.

Kini, Fauzan telah memiliki empat area pembenihan lele dengan luas masing-masing area 500 m2. Total kolamnya yang dimilikinya pun terus bertambah dari awalnya hanya satu kolam hingga kini menjadi 75 unit kolam pembenihan. Selain itu, ada 20 unit kolam pembesaran yang ditempatkan pada petani-petani binaannya di Jalan Purwa Madya I Blok W25 Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Fauzan ternyata punya cerita lain di balik Sylvafarm yang dijadikan nama usaha budi dayanya. Dia mengaku nama itu diambil dari usaha peternakan ayam orang tuanya yang dulu bangkrut. “Saya punya cita-cita ingin mengembangkannya lagi. Karena itu, saya berikan nama tersebut,” ungkapnya.

Sadar pernah mengalami jatuh bangun dalam berusaha, Fauzan memiliki idealisme sebagai wirausaha muda dengan mengajak rekan-rekannya sesama anak muda agar mau menjadi wirausahawan. Selain memiliki dampak finansial yang baik bagi pribadi, dia menilai menjadi wirausahawan secara sosial akan membantu masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan. Awalnya, niat menjadi wirausahawan ditentang orang tua. Namun, secara perlahan tapi pasti orang tuanya justru mendukung 100 persen.

“Selama ini teman-teman sebaya saya atau adik, hanya fokus mencari pekerjaan. Saya ingin menyadarkan, ayolah sebagai anak muda sudah saatnya kita juga harus  menciptakan lapangan pekerjaan,” tuturnya bersemangat.
Berbekal motivasi itulah Fauzan terpilih mendapat penghargaan sebagai salah satu wirausaha muda sukses dari Kementerian Koperasi dan UKM pada acara Gerakan Wirausaha Nasional dan Pemenang pertama Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2010 untuk kategori mahasiswa bidang industri dan jasa.

Menurut Fauzan,untuk belajar berbudi daya lele cukup menyisihkan uang Rp350.000 untuk membeli benih, pakan, dan terpal berkapasitas 1.000 ekor. Lahan yang digunakan pun relatif kecil, hanya 10 m2. Sebagai perbandingan, untuk skala usaha dengan ukuran kolam 50 m2 diperlukan modal Rp1,4 juta.

Ajang wirausaha muda dari Kementerian Koperasi dan UKM juga menjadi berkah tersendiri bagi Fauzan. Kini usaha budi dayanya banyak mendapat kunjungan dari masyarakat yang ingin belajar memelihara lele. “Biasanya Sabtu-Minggu banyak yang datang. Ke depan, kami akan buat kelas khusus dan dibuat rutin supaya mereka bisa belajar dan tanya jawab secara lebih detail,”pungkasnya.

sumber : kompas.com

Rabu, 03 Oktober 2018

GEOGRAFI DALAM GENGGAMAN


Kopi yang kita minum pagi tadi mungkin berasal dari Ethiopia, jeruk yang kita makan pun mungkin berasal dari China, laptop yang kita gunakan untuk membaca tulisan ini mungkin berasal dari Korea/China/Jepang - yang komponennya berasal dari Malaysia atau Indonesia. Ponsel yang kita gunakan pun adalah mungkin buatan Finlandia atau Korea. 
Kalo kita ngeliat betapa arus globalisasi komoditas sudah sangat hebatnya pada masa ini, menunjukkan betapa penting pula kita harus memahami bumi sebagai kesatuan yang unik antara alam dan manusia. Dan ilmu yang mempelajari hubungan tersebut tak lain tak bukan adalah GEOGRAFI.emoticon-Matahari emoticon-Matahari 
Mempelajari geografi bukan saja mempelajari alam, manusia, dan hubungan antara keduanya. Namun juga mempelajari banyak hal-hal filosofis yang terkandung di dalamnya agar kita lebih bersyukur lagi menjadi manusia yang dilahirkan di bumi yang indah ini - khususnya Indonesia..

Yak lanjut aja ke intinya "Mengapa kita harus mempelajari Geografi"
Ringkasan Geografi SMA